CURHAT SYAR’I
Kehidupan di dunia ini terangkai suka dan duka. Mustahil apabila makhluk hidup bahagia selamanya. Begitu pula, tidak ada di antara kita yang sengasara terus menerus di alam semesta ini. Itulah sunatullah.
Dalam menyikapi masalah kehidupannya, orang memiliki beragam tindakan untuk memecahkan. Ada yang mencurahkan perasaan dan unek-uneknya kepada keluarga, teman, atau bahkan kepada benda-benda mati. Apalagi sering dijumpai tidak sedikit orang yang mempunyai problem, selalu ia curhatkan di medsos (Media Sosial). Ada pula seseorang yang status update-nya adalah kegalauan hidup, seakan-akan tiada hari tanpa kebahagiaan.
Semua yang ditulis adalah situasi mengerikan dalam hidupnya. Masalah-masalah kepada teman, guru, orangtua, atau bahkan masalah rumah tangga pun diceritakan di sana. Tak peduli apakah itu aib atau bukan.
Yang paling menyedihkan adalah tidak sedikit di antara kaum muslimin yang masih percaya kepada dukun dan peramal. Sehingga tatkala ia memiliki masalah, yang pertama kali terbesit dalam hatinya adalah segera mendatangi dukun untuk mencari solusi. Sungguh ini adalah kelemahan dan kebodohan. Tidakkah mereka tahu bahwa orang yang mendatangi dukun itu bisa menyebabkan kekafiran?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Siapa yang mendatangi peramal atau dukun lalu membenarkan apa yang diucapkannya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.”(Riwayat Imam Ahmad. Syaikh Syu’aib Al- Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan.)
Sesungguhnya sebagain masalah itu tidak pantas disebar dan diceritakan kepada setiap orang. Cukup, semua perkara yang dihadapi seorang muslim hanya dicurhatkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Seorang muslim hanya akan menampakkan kelemahannya di hadapan Allah, tidak kepada makhluk yang sama-sama lemah.
Lihatlah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam ketika menghadapi kesedihan berupa kehilangan putranya Yusuf. Sehingga anak-anaknya yang lain mengira akan bertambah sakit dan sedih. Maka dengarlah jawaban Nabi Ya’qub yang perlu diteladani setiap muslim,
قَالَ إِنَّمَآ أَشْكُوا۟ بَثِّى وَحُزْنِىٓ إِلَى ٱللَّهِ
“Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan
dan kesedihanku.” (QS Yusuf: 86)
Saat musibah menghampiri, kesusahan menerpa, berbagai masalah menyapa, kemanakah kita akan berlari? Maka bersimpuhlah di hadapan Allah dengan memanjangakan sujudnya di sepertiga malam. Di kala Allah turun ke langit dunia. Adukan semua permasalahanmu kepada-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar.
Banyumas, 7 Sya’ban 1440 H / 12 April 2019
Buah Pena "A.Hnzi"
Mantaps
ReplyDeleteLanjutkan!!
Siiaapp👍🏼👍🏼👍🏼😁
Delete