Hari Kasih Sayang dalam Kacamata Islam: Memaknai Cinta yang Sesungguhnya

Image
Setiap tahun, tanggal 14 Februari dirayakan oleh banyak orang di seluruh dunia  sebagai Hari Kasih Sayang atau Valentine's Day. Hari yang dipenuhi dengan simbol-simbol cinta ini seringkali diidentikkan dengan pemberian bunga, coklat, dan kartu-kartu yang mengungkapkan perasaan sayang antara satu sama lain. Namun, bagaimana seharusnya umat Islam memandang tradisi ini? Cinta: Fondasi Ajaran Islam Setiap tanggal 14 Februari, dunia merayakan Hari Kasih Sayang atau Valentine's Day. Bagi umat Islam, momen ini patut disikapi dengan memahami cinta sejati dalam perspektif Islam. Jauh dari sekadar romantisme sesaat, cinta dalam Islam merupakan fondasi ajaran yang menjangkau seluruh aspek kehidupan. Cinta Universal dan Abadi Cinta dalam Islam bukan sekadar rasa sayang dan romantisme antara dua insan. Ia adalah kasih sayang mendalam yang menjangkau seluruh ciptaan Allah Subhanahu wata’ala, meliputi manusia, alam, dan seluruh makhluk hidup. Cinta ini diwujudkan melalui perbuatan dan kepedul...

Story : "Menyikapi Sebuah Pilihan"

Bismillah..

Life is choice, asing kah? Aku rasa tidak. Iya atau tidak, baik atau buruk, benar atau salah, cinta atau benci, dan menetap atau tinggal itu semua adalah pilihan. Arah hidupmu akan kau bawa kemana itu adalah arah pilihanmu. Kadang suatu pilihan yang dianggap baik belum tentu pilihan itu baik bagi Allah SWT. Suatu pilihan yang kita inginkan pun belum tentu pilihan yang kita butuhkan. Allah lah yang tau segalanya apa yang hambanya butuhkan bahkan apa yang diinginkan.

Jangan pernah putus asa dan kecewa dengan hasil pilihan yang telah dipilih. Diantara kemungkinan pastilah akan ada satu peluang yang didapat. Jalani dan nikmati semua yang telah didapat sampai tak terasa semua telah berlalu begitu saja. Aku mengalami suatu hal yang sulit, pilihanku harus terus bangkit. Just keep walking kalau bisa run!
__
Mencari ilmu, mendapatkanya, dan mengamalkanya. Mendapatkan lingkungan yang mampu menambah ilmu dan mendidik pemikiranku bagiku itu bukanlah hal yang mudah. Karena aku ingin menyelaraskan ilmu yang aku dapat dengan cita citaku. Selalu berhadapan dengan berbagai pilihan, aku harus mampu mengambil keputusan mana langkah yang harus aku tempuh. Aku tak mau menjadi seorang yang ceroboh dalam mengambil sebuah pilihan. Semuanya aku serahkan kembali kepada Allah SWT Sang penentu segala keputusan, dan kedua orang tua. Dalam memilih sebuah lembaga pendidikan yang akan ku tempuh pun aku musyawarahkan dengan keluarga ku. Mana pilihan yang terbaik nanti agar aku nyaman dalam berproses pendidikan. Ya, nyatanya dari awal aku memang menginginkan bersekolah di pondok pesantren. Kesempatan aku menimba ilmu dipondok pesantern baru terlaksana ketika aku menginjak bangku sekolah menengah atas. 

Tiga tahun aku berproses didalam lembaga pendidikan yang berbasis pesantern, aku menikmatinya. Mendapatkan segala pengalaman dan ilmu baru didalamnya. Hingga aku sadar, bahwasanya aku hanya serpihan debu. Ilmu Allah SWT sangat luas, orang yang sudah belajar bukan orang yang kemudian merasa menjadi pintar, tapi menurutku orang yang setelah belajar dia akan merasa bahwa dirinya masih bodoh, dan kurang akan segala ilmu yang dia daptkan. Sehingga dia akan terus belajar dan mencari tahu kebenaran serta mengamalkan ilmu yang ia dapat. 

Setelah tiga tahun aku berproses dipesantern dan mendapatkan apa yang aku perjuangkan, kali ini aku melanjutkan prosesku ke jenjang yang lebih tinggi. Apa yang kalian planning pada saat setelah lulu SMA waktu itu?? Akan berjuang ikut seleksi masuk PTN favorit? Dan bisa lolos? Atau mungkin sudah pasti akan masuk di universitas yang kalian pilih dan mau. Yap! Kalian sama dengan ku, pastilah kita memiliki sebuah tujuan yang kalian harapkan dan inginkan. Sebelum mendapatkan itu semua pastilah ketika dalam perjalanan menemukan cabang yang akan mengantarkan pada tujuan. Menemukan pilihan, itu pasti. Mungkin pada saat itu kita sama sama memperjuangkan apa yang diimpikan, cita-citakan, dan diharapkan. Sungguh, aku merasakan begitu besar proses dan perjuangan yang harus aku tempuh. Berkorban demi terwujudnya impian yang diharapkan. 

Sebelum aku lulus SMA aku sudah memiliki satu planning besar yang terencana. Keinginanku melanjutkan ke perguruan tinggi yang masih berbau bau akan keislamian dan Ma'had pada saat itu, aku tertuju pada Ma'had Aly Darul Marhamah Bogor. Apa yang ada di Darul Marhamah, sangat cocok dan sesuai dengan apa yang aku impikan. Namun tak semudah itu, semakin besar dan tinggi impianmu maka semakin besar dan tak mudah tantangan dan proses yang akan dilalui. Melalui berbagai proses tahapan dan persyaratan yang harus dipenuhi, aku mengusahakan agar semua kudapatkan. Setelah semua pesyaratan telah komplit itu menjadi satu bendel map yang menjadi plan A ku. 

Disaat aku bersemangat menggapai impianku aku tidak memikirkan hal lain dan apa konsekuensi selanjutnya. Ayahku menyarankan agar aku jangan hanya sekedar memiliki planning A saja, maksimal aku harus memiliki tiga planning. Dengan maksud ketika salah satu planning yang tidak bisa didapat maka ada planning yang lain sebagai jalan keluarnya. Pada akhirnya aku mulai menentukan plannig B, dengan konteks yang sama perguruan tinggi yang masih berbau bau keislamian. Kali ini kakak ku memberikan refrensi sekolah yang akan menjadi plan B ku. Dan Yap! Kakakku membantuku mendapatkan informasi mengenai plan B ku ini. Akhirnya aku mencoba mendaftar ke Jogjakarta tepatnya di PUTM. Dengan segala persiapan dan keyakinan aku memegang dua planning ini. Bukan hal mudah, waktu membuat aku harus berfikir langkah apa yang harus aku lakukan untuk selanjutnya.

Tak hanya itu, terkadang apa yang sudah kita atur sedemikian rupa dapat berubuh begitu saja oleh waktu yang tidak tepat. Mentalah yang harus diperkuat untuk hal ini. Mental ini harus menerima segala konsekuensi yang akan terjadi dengan hasil pilihan yang telah kita atur. Dengan segala perjuangan dan pengorbanan yang telah ditempuh, menghabiskan banyak biaya, waktu dan pikiran pada akhirnya aku harus dikecewakan dengan kegagalan. Dari dua plan yang sudah ku buat tidak ada satupun yang aku dapat. Ya, pada saat itu qodarullah selama tes seleksi masuk di PUTM Jogja dihari pertama aku sakit demam tinggi dan badan benar-benar lemas, sampai tiga hari terakhir tes seleksi selesaipun kondisi ku tidak ada perubahan. 

Dalam perjalanan pulang dari Jogja sampai rumah apapun yang terjadi selama perjalanan pulang dengan kondisi badan yang tidak fit dan selama perjalanan aku hanya sendirian, aku hanya bisa tawakal dengan segala hasil yang akan aku peroleh. Setelah sampai dirumah kondisiku makin memburuk demam makin tinggi, pusing, dan setiap kali makan aku muntah. Bersamaan dengan itu, seharusnya satu minggu setelah aku pulang dari Jogja harusnya aku berangkat ke Bogor untuk tes seleksi di Darul Marhamah. Namun dengan kondisi yang masih kurang fit ayahku melarang keras untuk pergi berangkat ke Bogor. Pada akhirnya aku mencancel plan A ku.  Bisa dibayangkan dua pilihan yang sangat aku impikan tidak bisa kulanjutkan. Pada saat itu aku benar-benar putus asa, tidak ada lagi harapan dan tidak ada lagi pilihan. Namun keluarga ku terus mendorongku dari belakang agar aku terus bisa bangkit dan berjalan. 

Ayah dan ibuku sangat mengusahakan agar aku tetap melanjutkan pendidikanku. Akhirnya ayah dan ibuku segera mendaftarkan aku di Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan aku memilih untuk mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam. Ketika pilihanku jatuh pada Universitas yang aku sedang jalani ini di prodi PAI itupun melalui proses yang tidak mudah dan cukup panjang. Namun semua tetap terus aku jalani.

Memang pilihan yang terakhir bukanlah sesuatu yang diinginkan terlebih lagi diimpikan. Allah tau mana pilihan yang tepat bagi kita. Apapun yang sudah terpilih, Allah memilihkan pilihan kepada kita berarti cahaya kita ada pada pilihan itu, kita pantas untuk mendapatkan pilihan itu. Tetap jalani dan nikmati semua prosesnya, yang telah terjadi pasti akan berhikmah. Percayalah. Gagal dalam sebuah pilihan bukan berarti kamu gagal dalam segala hal. Jangan pernah menyerah :) 


Purbalingga, 24 April 2020
Pukul 11.31 

Comments

Popular posts from this blog

Kini Saatnya Berperan, Bukan Baperan!

Tips : 7 Jurus Ampuh Mengelola Stres "Temukan Bahagiamu Tanpa Drama"

Hari Kasih Sayang dalam Kacamata Islam: Memaknai Cinta yang Sesungguhnya