Hari Kasih Sayang dalam Kacamata Islam: Memaknai Cinta yang Sesungguhnya

Image
Setiap tahun, tanggal 14 Februari dirayakan oleh banyak orang di seluruh dunia  sebagai Hari Kasih Sayang atau Valentine's Day. Hari yang dipenuhi dengan simbol-simbol cinta ini seringkali diidentikkan dengan pemberian bunga, coklat, dan kartu-kartu yang mengungkapkan perasaan sayang antara satu sama lain. Namun, bagaimana seharusnya umat Islam memandang tradisi ini? Cinta: Fondasi Ajaran Islam Setiap tanggal 14 Februari, dunia merayakan Hari Kasih Sayang atau Valentine's Day. Bagi umat Islam, momen ini patut disikapi dengan memahami cinta sejati dalam perspektif Islam. Jauh dari sekadar romantisme sesaat, cinta dalam Islam merupakan fondasi ajaran yang menjangkau seluruh aspek kehidupan. Cinta Universal dan Abadi Cinta dalam Islam bukan sekadar rasa sayang dan romantisme antara dua insan. Ia adalah kasih sayang mendalam yang menjangkau seluruh ciptaan Allah Subhanahu wata’ala, meliputi manusia, alam, dan seluruh makhluk hidup. Cinta ini diwujudkan melalui perbuatan dan kepedul...

Kini Saatnya Berperan, Bukan Baperan!

Bismillahirrahmanirrahim


Sedikit cerita nih, akhir-akhir ini diriku dipercaya sebagi tempat curhat beberapa teman karibku widdihh hehe. Sebagai teman yang baik maka tugasku adalah mendengarkan dan menampung curahan hati mereka dan sebisa mungkin memberikan solusi. Yaa walau entah itu membantu atau tidak, setidaknya ada interaksi dalam berkomunikasi hehe. Iyap! Curhatan mereka kebanyakan mengenai kisah romansa ambigu yang mereka alami. Nah ini nih, mereka itu salah server sebenarnya. Diriku sendiri saja tak pernah berhasil dalam kisah romansa, sampai sudah lama lupa bagaimana rasa romansa itu haha. Tapi tidak mengapa, tanpa mereka bercerita mungkin tidak akan ada ide untuk menuliskan tulisan ini. 


Berawal baper yang membuat resah para kaum hawa. Ketika mereka hanya sending emoticon dan stiker di kolom chattingnya atau bahkan mendapat perhatian dari kaum adam yang membuat perasaan hati wanita menjadi anjlok dan luluh akibat terbuai olehnya yang katanya hanya sekedar menyapa. Bahkan fatalnya para kaum hawa terkadang berlebihan menanggapi hal tersebut hingga ke baper-an dan berujung pada terjebak dalam perasaan hadduhh. 


Jadi, apa si isi curhatan mereka? Sudah bisa kalian tebak kan? Nah begitu lah kisahnyaaa hehe. Okay, jadi begini beberapa teman ku ini sedang merasa gegana gelisah, galau, merana gitu. Karena baper ketika membangun relasi pertemanan dengan lawan jenis. Hadduhh kalau ingin membangun relasi pertemanan ya berteman saja, tak usah lah kau ni bawa bawa perasaan cinta, sayang, rindu, haru, pilu, dan antek-anteknya. Itulah penyebabnya ketika baper yang di melulukan. Semua menjadi sulit untuk mengambil keputusan. "Loh, kamu emang nggak pernah ngerasain?!" Iya saya paham, begitulah wanita lebih mengutamakan perasaannya daripada logika. 


Eiitss.. tunggu, tapi tidak seharusnya begitu si. Apakah iya, para wanita ini terus dan mau saja pasrah ketika harus gelisah, galau, merana karena baper? Terus memikirkan hal yang membuat waktu terbuang sia-sia begitu saja. Semua itu bisa menghambat aktifitas tanpa kita sadari. Kini saatnya bukan untuk terus baperan, bukan artian menjadi tidak peduli dan bodo amat. Kini saatnya berperan, lakukan hal yang terus mendorongmu kepada kebaikan. 


Baper "bawa perasaan". Baper terkadang mengartikan seseorang yang mudah sedih, galau, marah, bimbang, bahkan sulit untuk mengambil keputusan. Label baper seringkali melekat pada diri seorang wanita yang menggunakan perasaannya dalam berinteraksi, betul tidak? Mendengar dan tersinggung oleh perkataan orang lain lalu kemudian kata baper ini menjadi bergeser makna dan pergeseran kebiasaan ketika terlontar kalimat "ahellah.. gitu aja baper!" atau... "Baperan banget ih jadi orang" akibat terlalu mengambil hati atau terlalu peduli. 


Pada hakikatnya perasaan merupakan anugrah dari Tuhan yang diberikan kepada setiap hamba-Nya. Semua manusia pun memiliki perasaan dimana perasaan tersebut dapat mengekspresikan apa yang dirasakannya. Seperti marah, sedih, bahagian, kasihan, dan suka. Namun harusnya kita bijak dalam menggunakan perasaan kita. Jangan biarkan perasaan mempengaruhi kita dalam bertindak maupun mengambil keputusan. Seimbangkanlah antara logika dan perasaan. Ketika salah satunya lebih dominan maka akan mempengaruhi benar atau salahnya kita dalam bertindak. Pada saat logika yang lebih dominan maka sifatnya akan keras kepala. Sedangkan perasaan yang menjadi titik beratnya maka sifatnya akan terlalu lembut dan sensitif. Keseimbangan antara logika dan perasaan sangat diperlukan sebagai bekal yang cukup dalam menghadapi kehidupan. 


Berfikirlah lebih rasional dan tidak terlalu terbawa emosi, bersikaplah lebih terbuka dan dewasa, jangan mudah menyimpulkan adalah cara agar kamu tidak mudah baperan. Lebih menyenangkan ketika kamu bisa berperan bukan baperan. Ada suatu pencapain yang jika didapat dan pikiran akan dipenuhi dengan hal yang penting dan positif. Ada banyak bahkan jutaan orang yang menginspirasi dengan peranya yang mampu memberikan perbaikan untuknya dan disekelilingnya. Sesungguhnya kita bisa memberikan peran untuk perbaikan. Mulailah dengan hal yang kecil dan sederhana, jangan pernah remehkan hal kecil. Gunung yang kita lihat besar merupakan kumpulan kerikil-kerikil yang kecil.


Sebagai wanita, jangan pernah membiarkan untuk diremehkan. Terlebih lagi jangan mudah baper karena sapaan kaum adam. Bukan saatnya untuk mudah terpengaruhi tetaplah pada pendirianmu. Ada seorang wanita yang tidak bisa diremehkan lagi jihad dan keberaniannya. Siapa dia? Dialah Nusaibah binti Ka'ab, dikenal juga dengan sebutan Ummu Umarah, merupakan salah satu wanita yang pertama memeluk Islam dan dikenal karena jasa-jasanya dalam berbagai pertempuran dalam membela Islam. Salah satu pertempuran besar yang pernah dia ikuti adalah pertempuran Uhud, dimana ia mendedikasikan dirinya untuk menjadi pelindung Rasulullah dari serangan musuh. Selain pertempuran Uhud, dia juga terlibat dalam beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam seperti bai'at aqabah kedua, perjanjian Hudaibiyah, pertempuran Huanin, dan pertempuran yamamah.


Ketika Rasulullah SAW memimpin pasukannya menuju bukit Uhud, ia bersama suaminya, Ghaziyah bin Amr serta dua buah hatinya, Abdullah dan Hubaib tutur bergabung. Awalnya, Ummu Umarah bertugas sebagai perawat tentara yang terluka serta menyediakan minuman.


Ummu Umarah tak gentar saat menghadapi  Ibnu Qumai'ah yang penuh amarah hendak membunuh Rasulullah. Serangan demi serangan, ia halau dengan pedangnya. Hingga, ia mengalami luka pada bagian pundaknya.  Ummu Umarah mengisahkan peristiwa heroik yang dialaminya pada Perang Uhud dengan penuh semangat.


“Aku melihat banyak di antara kaum Muslimin yang lari kocar-kacir dan menginggalkan Rasulullah. Hingga tinggal tersissa beberapa orang yang melindungi beliau termasuk aku, kedua anakku, sedangkan suamiku berada di depan beliau untuk melindunginya. Dan Rasulullah melihat aku tidak bersenjata,'' ungkap Ummu Umarah.


Saat  melihat seorang tentara Muslim yang mundur, Rasulullah pun berkata,''Berikan senjatamu kepada orang yang sedang berperang.”  Ummu Umarah pun lalu mengambil pedang yang dilembaprkan tentara yang lari tersebut dan segera melindungi Nabi SAW dari gempuran musuh.


Ketika perang Uhud ini, Nusaibah mengalami luka yang banyak, terutama di bagian bahu. Rasulullah memeriksa lukanya lalu meminta Abdullah, anaknya untuk membersihkan dan mengobati luka tersebut. "Semoga Allah senantiasa memberkati dan merahmati kamu semua" Nusaibah mendengar kata-kata Rasulullah itu. "Ya Rasulullah! Mohonlah kepada Allah agar kami boleh menemanimu di syurga nanti," kata Nusaibah. Maka Rasulullah pun berdoa, "Ya Allah! Jadikanlah mereka semua ini penemanku di syurga kelak." Kata Nusaibah sebagai membalas "Aku tidak akan mengeluh setiap musibah yang menimpa diriku di dunia ini,"


MasyaAllah, sungguh luar biasa bukan? Pada zaman Rasulullah pun sudah ada wanita wanita dengan peranan yang begitu menakjubkan. Itu hanya salah satunya saja dari berbagai kisah muslimah hebat yang dapat kita teladani. Masih ada banyak muslimah yang menginspirasi kita baik dari kalangan kisah pada zaman dahulu maupun masa kini. Ayo, kita jangan mau kalah dong. Saatnya kini berperan guys, bukan baperan! :)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tips : 7 Jurus Ampuh Mengelola Stres "Temukan Bahagiamu Tanpa Drama"

Hari Kasih Sayang dalam Kacamata Islam: Memaknai Cinta yang Sesungguhnya